Wednesday, May 15, 2013

Budaya SAMBATAN


Sambatan
Sambatan, begitu kita mendengar kata ini pasti ada yang merasa asing, atau juga masih terdengar umum. Sambatan berasal dari kata sambat, yang artinya mengadu. Bagi orang Jogja terutama warga desa, kata sambatan merupakan istilah yang digunakan untuk gotong royong.
Istilah ini mempunyai makna khusus karena hanya cocok ditujukan untuk gotong royong warga dalam kegiatan pribadi seseorang, seperti membangun rumah atau panen. Jadi tidak setiap gotong royong menggunakan istilah sambatan. Untuk gotong royong memperbaiki jalan fasilitas umum lainnya, istilah gugur gunung lebih populer digunakan.
Setiap pelaksanaan sambatan, pemilik rumah tidak perlu memberikan upah pada tenaga kerja. Namun mereka umumnya menyediakan makan minum seadanya.
Pada zaman dahulu, mereka biasa menyediakan nasi dan sayur serta lauk berupa sengèk, yaitu masakan desa berupa tempe dibumbui santan. Namun pada zaman moderen seperti saat ini, mereka lebih umum menyediakan lauk berupa telur atau lauk setara lainnya.
GambarSetiap pelaksanaan sambatan tidak dapat diprediksikan berapa jumlah tenaga yang datang. Akan tetapi dapat dipastikan, bahwa pemilik rumah akan menyiapkan makanan dengan porsi ‘cukup’.
Bagi warga desa, bukan upah atau makanan yang utama, tapi “nilai sosial ketika sambatan dilaksanakan itulah poin pentingnya”.

Oleh :
1.      Nurul Fauzi
2.      Rofi Ali Majid

No comments:

Post a Comment

PERSPEKTIF PANCASILA DALAM KAJIAN DINAMIKA POLITIK DI INDONESIA

PERSPEKTIF PANCASILA DALAM KAJIAN DINAMIKA POLITIK DI INDONESIA Oleh : Salvika Janti Lestari [*] ) Perspektif Pancasil...