Sambatan
Sambatan, begitu kita mendengar kata ini pasti ada yang
merasa asing, atau juga masih terdengar umum. Sambatan berasal dari kata
sambat, yang artinya mengadu. Bagi orang Jogja terutama warga desa, kata
sambatan merupakan istilah yang digunakan untuk gotong royong.
Istilah ini mempunyai makna khusus karena hanya cocok
ditujukan untuk gotong royong warga dalam kegiatan pribadi seseorang, seperti
membangun rumah atau panen. Jadi tidak setiap gotong royong menggunakan istilah
sambatan. Untuk gotong royong memperbaiki jalan fasilitas umum lainnya, istilah
gugur gunung lebih populer digunakan.
Setiap pelaksanaan sambatan, pemilik rumah tidak perlu
memberikan upah pada tenaga kerja. Namun mereka umumnya menyediakan makan minum
seadanya.
Pada zaman
dahulu, mereka biasa menyediakan nasi dan sayur serta lauk berupa sengèk, yaitu masakan desa berupa tempe dibumbui santan. Namun pada zaman moderen
seperti saat ini, mereka lebih umum menyediakan lauk berupa telur atau lauk
setara lainnya.
Setiap pelaksanaan sambatan tidak
dapat diprediksikan berapa jumlah tenaga yang datang. Akan tetapi dapat
dipastikan, bahwa pemilik rumah akan menyiapkan makanan dengan porsi ‘cukup’.
Bagi warga desa, bukan upah atau makanan yang utama, tapi “nilai
sosial ketika sambatan dilaksanakan itulah poin pentingnya”.
Oleh
:
1.
Nurul
Fauzi
2.
Rofi
Ali Majid
No comments:
Post a Comment